Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Selasa, 18 Mei 2010

TIPS BILA ANAK CEMBURU

Tips Bila Anak Cemburu
Kian hari, tanda-tanda kelahiran bayi sudah makin terlihat. Perut ibu mulai membesar, ada alas bayi baru, mainan baru, dan ada pula popok kecil. Sayangnya, si kakak tak akan memahami sepenuhnya gambaran tentang adik baru sampai si bayi benar-benar hadir di rumah. Selain itu, kehadiran adik baru di rumah dalam pelukan ibu, lebih membuat si kakak merasa cemas.


Seorang anak balita pasti berpikir, ” Siapa sih anak yang menggeliat-geliat, berisik, dan kadang bau ini? Kata orang tuaku, ia akan tinggal di rumah bahkan mungkin di kamarku. Kebingungan ini dapat membuat seorang anak menjadi sangat marah ataupun bersikap mempertahankan diri. Memang, ada cara untuk mencegah timbulnya kecemburuan yang berlebihan. Namun, tak bisa dihindari, seorang kakak akan selalu atau setidaknya sedikit cemburu pada adiknya (demikian pula sebaliknya). Saya sendiri adalah anak tertua dari tiga bersaudara dan sekarangpun kadang saya masih merasa cemburu.

Nah bagaimanakah tips agar Anak Anda tidak cemburu, berikut ada 3 tips Bila Anak Cemburu :
Selama Masa Kehamilan
Ketika Anda hamil, ajaklah si kakak ke rumah sakit jika memungkinkan. Dengan begitu ia, dapat melihat adiknya di layar scan dan mendengar detak jantungnya di alat ultrasound. Anda juga dapat menunjukkan foto scan lama si kakak dan menjelaskan bagaimana rasanya ketika dia ada di dalam rahim Anda.
Bersikap Agresif
Anda menghadapi masalah yang lebih besar jika anak balita Anda benar-benar cemburu pada adik barunya, yang mungkin ditunjukkan dengan cara kasar. Jika dia menggigit atau mungkin menyakiti adik bayinya, Anda perlu bertindak cepat. Pertama, segera jauhkan dia dari si bayi. Berikan time-out untuknya. Beritahu si kakak bahwa dia tidak boleh menyakiti adik bayinya, tanpa harus membentak atau memukulnya. Anda mungkin akan mengetahui bahwa sebenarnya si kakak tidak merasa dendam, tetapi hanya bereaksi saat si bayi menarik-narik rambutnya (tindakan yang umum dilakukan bayi). Ajarkan padanya mengenai ”cara menghadap bayi”. Untuk minggu-minggu selanjutnya, pastikan si kakak tidak pernah sendirian bersama si bayi, tetapi jangan perlihatkan kecemasan Anda secara terang-terangan. Ingatlah, mungkin saja si kakak hanya ingin mencari perhatian dan ingin berduaan dengan Anda. Jika serangan terus berlanjut sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahlinya.
Kunjungan pertama
Ketika si kakak berkunjung ke rumah sakit untuk pertama kalinya, sambutlah dengan ceria. Sebelumnya, cek terlebih dulu peraturan kunjung rumah sakit. Lalu perlihatkan adik bayinya yang baru lahir. Sekali lagi, gunakan sebutan ”adik bayi” daripada bayi baru. Selanjutnya, biarkan si kakak melakukan hal-hal yang membuat dirinya merasa nyaman. Jika dia hanya ingin melihat adik bayinya sebentar, lalu kembali bermain, tak apa. Begitu pula jika si kakak ingin memegang kaki atau tangan si bayi dengan lembut. Ia bahkan bisa memangku adiknya dengan bantuan Anda memagangi kepala si bayi. Biarkan ia menentukan langkahnya.

DUNIA ORANG TUA & ANAK

Penemuan-Penemuan Penting Mengenai Perkembangan Otak
Ketika penelitian-penelitian otak terkini disimpulkan, yang muncul adalah temuan-temuan sederhana dan mudah dipahami. Sebagian besar kesimpulan itu memperkuat apa yang telah kita ketahui secara intuitif. Berikut ini adalah daftar temuan-temuan yang paling relevan:
  • Perkembangan otak bergantung pada hubungan timbal-balik yang kompleks antara gen-gen dan lingkungan. Tak ada lagi perdebatan mengenai apakah pembelajaran kita lebih bergantung pada sifat dasar kita (nature) ataukah pengasuhan(nurture). Jelaslah dari penelitian bahwa alam mengembangkan dasar bagi suatu sistem sirkuit otak yang kompleks. Namun, bagaimana sirkuit itu dihubungkan bergantung pada kekuatan-kekuatan eksternal seperti gizi, lingkungan dan rangsangan.
  • Pengalaman-pengalaman awal berperan besar pada struktur dan kapasitas otak. Kualitas, kuantitas, dan konsistensi rangsangan akan sangat menentukan jumlah sinapsis otak yang terbentuk dan bagaimana sambungan-sambungan itu berfungsi. Hal ini berlaku baik bagi perkembangan kognitif maupun emosional, dan efeknya terasa seumur hidup.
  • Interaksi-interaksi awal, bagaimana kita memahami suatu hal dan memberikan tanggapan, mempengaruhi bagaimana otak dihubungkan secara langsung. Anak-anak belajar dalam konteks hubungan-hubungan penting. Sambungan-sambungan sel otak terbentuk ketika anak yang sedang tumbuh memperoleh pengalaman dari lingkungan sekitarnya dan membangun ikatan dengan orang tua, anggota keluarga, dan pengasuh. Pengasuhan yang hangat dan reponsif tampaknya memiliki fungsi biologis yang mprotektif, membantu anak mengatasi stres sehari-hari, dan mempersiapkan anak menghadapi efek buruk dari stres sehari-hari, dan traum di kemudian hari. Pengasuhan yang tak responsif tidak adanya pengasuhan, penyalahgunaan obat, dan trauma dapat memberikan efek buru bagi kondisi emosional anak.
  • Perkembangan otak tidaklah linear. Pembelajaran berlanjut sepanjang siklus hidup. Namun, ada jendela-jendela kesempatan saat otak amat efisien untuk tipe-tipe pembelajaran tertentu. Masa-masa kritis tertentu bersifat kondusif terhadap keahlian-keahlian spesifik yang sedang berkembang.
Contohnya : anak-anak paling reseptif terhadap pembelajaran bahasa asing mulai dari saat lahir hingga spuluh tahuh. Anak-anak amat cocok belajar musik pada usia antara tiga dan sepuluh tahun. Perkembangan otak bukanlah proses selangkah-demi-selangkah, melainkan lebih mirip spiral dengan gelombang-gelombang atau jendela-jendela kesempatan.
  • Jendela kesempatan sulit dibuktikan karena berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang sedikit berbeda-beda. Jendela-jendela dalam tabel ini didasarkan pada data yang paling sering dikutip.
  • Secara biologis, anak-anak telah dipersiapkan untuk belajar. Otak anak berusia 3 tahun lebih aktif dua setengah kali darpada orang dewasa. Otak anak-anak memiliki lebih banyak sinapsis dan kerapatan sinapsisnya tetap tinggi sepanjang sepuluh tahun pertama kehidupan.

    Disarikan dari buku Start Smart/Penerbit Erlangga

MENDIDIK ANAK CERDAS & BERBAKAT

Mendidik Anak Cerdas & Berbakat

Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi juara dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa sukses di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan.

Pada kenyataannya, kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain golf) adalah beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sangat berhasil di bidangnya.

Kalau IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang anak di masa depan, lalu apa?


Kemudian, apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya?

Jawabannya adalah: Prestasi dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence), dan BUKAN HANYA prestasi akademik.

Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk meningkatkan kecerdasannya yang majemuk itu.

9 Jenis Kecerdasan
Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi (saya memasukkan kecerdasan Spiritual walaupun masih diperdebatkan kriterianya):

Cerdas Bahasa – cerdas dalam mengolah kata
Cerdas Gambar – memiliki imajinasi tinggi
Cerdas Musik – cerdas musik, peka terhadap suara dan irama
Cerdas Tubuh – trampil dalam mengolah tubuh dan gerak
Cerdas Matematika dan Logika – cerdas dalam sains dan berhitung
Cerdas Sosial – kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain
Cerdas Diri – menyadari kekuatan dan kelemahan diri
Cerdas Alam – peka terhadap alam sekitar
Cerdas Spiritual – menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta

Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri.

Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol.

Albert Einstein, terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur, matematika dan fisika.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru PERAN ORANG TUA dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung JAUH LEBIH PENTING dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak.

Jadi, untuk menjamin masa depan anak yang berhasil, kita tidak bisa menggantungkan pada sukses sekolah semata. Ayah-Ibu HARUS berusaha sebaik mungkin untuk menemukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak.

Oleh: Dr. Andyda Meliala
Sumber : info.balitacerdas.com

Comments
Add New


erlita |Registered |2009-01-20 01:45:18
saya setuju sekali dengan apa yang di ceritakan dalam artikel di atas bahwa orang tua sangat mempunyai peran
penting dalam mendidik anaknya karena anak lebih bayak tinggal di rumah di bandingkan dengan tinggal di
sekolah oleh karena itu kita sebagai orang tua harus bisa melihat kemampuan anak kita.

HARI INI DIA,ESOK SIAPA LAGI......

Dari kejauhan Jack terus menekan kuat pedal gas kendaraannya. Ia tidak mau terlambat. Apalagi lampu merah di wilayah yang dilaluinya menyala cukup lama.

Lampu lalu lintas berganti kuning. Sekitar tiga meter menjelang garis putih horisontal di jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang. Haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tidak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya, sambil terus melaju.

PRIIIT!!! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Hey, itu kan Bob, teman semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega.


Ia melompat keluar dari dalam mobil sambil berkata: "Hai, Bob! Senang sekali ketemu kamu lagi!". "Hai, Jack," sapa Bob tanpa senyum.

"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah. Hari ini dia ulang tahun, jadi dia dan anak-anak sudah menyiapkan pesta di rumah. Tentu aku tidak boleh terlambat dong," kata Jack.

Bob berkata, "Saya mengerti. Tapi sebenarnya saya sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini." Jack mulai gelisah. Ia harus ganti strategi. "Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat tadi lampu kuning masih menyala kok." Aha.. terkadang berdusta sedikit tentu bisa memperlancar situasi.

"Jack, kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu," ujar Bob dingin. Dengan wajah ketus, Jack menyerahkan SIM-nya ke Bob lalu masuk ke dalam mobilnya dan menutup kaca jendela. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.

Tak lama berselang, Bob muncul dan mengetuk kaca mobil Jack. Jack yang kadung kesal dan marah hanya membuka kaca jendela sedikit. Ujarnya mengumpat di dalam hati, "Ah, masa lima senti sudah cukup untuk memasukkan surat tilang?"

Sesudah Jack menerima surat tilang itu dia langsung menekan kembali pedal gas, memacu mobilnya dan cepat berlalu dari tempat tersebut. Tanpa berkata-kata Bob pun kembali ke posnya.

Setelah agak jauh dari tempat kejadian, Jack hendak memasukkan SIM-nya ke
dompet. Saat itu ia terkaget-kaget setelah melihat selembar surat tapi bukan surat tilang. " Surat apa ini? Ini bukan surat tilang! Kenapa ia tidak memberiku surat tilang?" tanya Jack. Seketika itu juga ia langsung meminggirkan mobilnya dan membaca surat dari Bob tadi.

Begini isi surat tersebut:

Halo, Jack. Tahukah kamu aku mempunyai seorang anak perempuan. Anakku satu-satunya. Ia sangat cantik dan lincah. Aku dan istriku sangat menyayanginya. Sayang, ia sudah meninggal karena tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah, saat ia melintas bersama ibunya di zebracross.

Anakku langsung meninggal di tempat. Istriku sampai saat ini mengidap depresi hebat. Pengemudi yang sembrono tadi hanya dihukum penjara selama tiga bulan saja. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.

Sedangkan aku? Aku kehilangan malaikat kecil kesayanganku. Aku dan istriku masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengaruniai seorang anak lagi, agar dapat kami peluk. Tapi, kondisi istriku tidak memungkinkan.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Oh.. betapa sulitnya! Begitu juga kali ini.

Maafkan aku, Jack. Doakan agar permohonan kami mempunyai anak terkabulkan.

Berhati-hatilah saat menyetir.


Dari temanmu,

Bob



Jack kaget sekali saat ia membaca surat Bob. Ia langsung memutar balik mobilnya dan pergi ke pos jaga Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos itu, entah ke mana.

Sepanjang jalan pulang Jack mengemudi dengan hati-hati dan ia berjanji
dalam dirinya untuk menahan diri agar tidak ngebut dan menyetir
ugal-ugalan. Kali ini Ia teringat akan anak-anaknya.



Seorang gadis kecil, di tepi jalan..
Rambut melambai, berpita merah..

Senandung kecil ..la la la.. di bibirnya..
Dalam langkah kecil, seirama kakinya..

Satu perempatan jalan, dilewat sudah..
Si gadis kecil masih berjalan riang..

Di antara roda-roda, yang berputar di jalan..
Setengah batu lagi, sampailah di rumah..

Ketika si gadis melintas di jalan..
Matanya yang manis, mendadak menyala..
Sebuah kereta mesin yang ganas..
Menerjang dan... melindasnya. .

Gadis kecil terkapar di aspal panas..
Tinggal menatap ibu bapa, memungutnya. .

Sebuah permata keluarga hilang sudah..
Hari ini dia, esok lagi siapa....... ..

Hari ini dia, esok lagi siapa....... ..
Hari ini dia, esok lagi siapa....... ..


Memang, tak selamanya orang harus mengerti kita. Bisa jadi kesukaan kita
adalah kedukaan orang lain. Hidup ini sangat berharga, karena itu jalanilah
dengan penuh hati-hati dan saling menghargai.


* Cerita ini dikutip dari milist FSRJ dan mengadopsi lirik "Hari Ini Dia, Esok Siapa" yang dinyanyikan Tika Bisono dalam album Suara Persaudaraan.

BOS YANG BURUK,JALAN MENJADI BOS YANG BAIK

Apa yang Anda pertaruhkan ketika bekerja di bawah bos yang buruk? Usia! Anda menua di bawah kepemimpinannya yang melemahkan, yang memandulkan potensi dan memadamkan semangat kemajuan. Pindah kerja? Terhambat usia. Ini akhir Anda, kecuali Anda bersedia belajar.

Kill my boss? Do I dare live out the American Dream?” ucap Homer Simpson suatu kali, bernada kontemplatif. Tak salah jika Anda tersenyum miris oleh kalimat Homer, asal jangan terilhami. Mengutip Gibran, Anda tak mungkin mencapai apa pun yang indah jika cara-cara Anda tidak indah.

Soal bos memang soal pelik. Anda bisa memilih di mana Anda akan bekerja. Namun, Anda relatif tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi bos Anda. Bukan salah Anda jika 'ketiban' bos buruk. Tapi cara Anda menyikapi kenyataan ini akan menentukan kemajuan atau kemunduran Anda. Dalam buku Kebenaran Tentang Mengelola Karier Anda, konsultan senior ini mengajak Anda melihat bos buruk sebagai keberuntungan.

Kemarahan yang meledak-ledak, impulsif, plin-plan, manipulatif, eksploitatif, merebut pujian untuk diri sendiri, semena-mena, menyebut gila ide-ide kreatif Anda, selalu “Nggak mau tahu, pokoknya...”, mengorbankan bawahan. Familiar dengan sifat-sifat tadi? Karen mencoba menggarisbawahi tiga kesalahan bos yang paling umum, lengkap dengan tindakan yang ia sarankan untuk menyikapinya.

• Mendelegasikan tugas di menit-menit akhir: Sebagai seseorang yang terorganisir, tak ada yang lebih menyebalkan bagi Anda selain bos yang tiba-tiba melimpahkan setumpuk pekerjaan yang “besok mesti sudah ada di meja saya!”
Tindakan: Kunci untuk mengatasinya adalah ketertarikan. Mulailah secara proaktif menghadapi pendelegasian tugas dari bos Anda dengan menunjukkan ketertarikan pada proyek prioritas yang ditanganinya. Bukan hanya akan mengurangi 'kejutan tak mengenakkan' dari bos Anda dengan menjadikan Anda selalu selangkah di depan, tindakan ini juga akan membuat bos memandang Anda sebagai orang yang peduli pada pekerjaannya.

• Micromanaging: Beberapa bos sepertinya selalu mengawasi Anda bekerja dari belakang, tak rela melepas Anda bekerja sendiri. Jika Anda adalah pegawai baru, barangkali hal itu dapat dipandang sebagai itikad baik untuk membantu. Bagaimana jika pengawasan melekat ini tetap bos Anda lakukan sekalipun Anda mungkin hampir sama seniornya dengan dia?
Tindakan: Jangan masukkan ke hati. Alih-alih, pandanglah bos yang gila kendali sebagai seseorang yang perlu melihat detail agar merasa aman. Anda bisa menjawab kebutuhannya dengan cara-cara yang membuat Anda memegang kendali. Mulailah buat daftar periksa tugas yang harus diselesaikan. Coret tiap item yang berhasil diselesaikan dan tambahkan tiap tugas baru dari bos Anda jika ada. Anda juga bisa meminta bos menentukan prioritas tinggi, menengah, dan rendah sehingga Anda dapat mendedikasikan energi pada prioritas tertinggi lebih dulu. Gangguan bos akan berkurang begitu Anda menyajikan detail ini secara jelas.

Ingin segala sesuatu dikerjakan dengan caranya: Kadang-kadang bos Anda bersikeras menerapkan pendekatan kerja yang sama sekali berbeda dengan pendekatan Anda. Perbedaan ini dapat menyulut ketegangan, menciptakan kebingungan, bahkan menyebabkan masalah hubungan jangka panjang.
Tindakan: Sebagai bawahan, sudah menjadi tanggung jawab Anda untuk menyesuaikan diri dengan preferensi bos Anda soal pengerjaan tugas, bukan sebaliknya. Jadi, jika bos Anda menginginkan segala hal dalam bentuk tertulis, luangkan waktu untuk membuat laporan tertulis, sekalipun Anda lebih suka menyampaikan laporan lisan. Dengan melakukan hal ini, Anda tanpa sadar sedang melatih keluwesan dan kemampuan adaptasi yang sangat berharga. Bos Anda akan melihat Anda sebagai orang yang lebih cerdas dan efisien.

Jika bos Anda adalah mimpi buruk Anda, tugas Andalah untuk mengubahnya. Insight dari Richard Templar dalam bukunya The Rules of Management ini mungkin berguna. Pertama, kata Richard, buat mereka percaya pada Anda. Lalu buat mereka nyaman mendelegasikan tugas kepada Anda. Berikutnya, buat mereka memercayakan tanggung jawab pada Anda. Selanjutnya, gantikan mereka! Dengan kesediaan untuk mengubah cara pandang dan belajar, bos buruk justru menjadi jalan naik Anda menjadi bos yang baik kelak.

GAYA KOGNITIF DALAM ANDRAGOGI



Andragogi
(istilah yang awalnya populer dalam dunia pendidikan di Jerman), mengacu pada teori belajar untuk orang dewasa. Secara umum terdapat enam prinsip kegiatan belajar dalam andragogi (Knowles, Holton, dan Swanson, 2005), yaitu keingintahuan dari pembelajar dewasa, konsep diri dari pembelajar dewasa, pengalaman yang telah dimiliki oleh pembelajar dewasa, kesiapan untuk belajar dari pembelajar dewasa, orientasi kegiatan belajar dari pembelajar dewasa, dan motivasi untuk belajar dari pembelajar dewasa.

Terdapat banyak faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar orang dewasa, di antaranya adalah perbedaan individu pembelajar, perbedaan situasi belajar, serta tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Jonassen dan Grabowski dalam Handook of Individual Differences, Learning, and Instruction secara konseptual menjelaskan perbedaan individu pembelajar dari sisi perbedaan kognitif. Salah satu yang menjadi perhatian utama mereka adalah gaya kognitif (cognitif style), yaitu tentang bagaimana seseorang memersepsikan dan mengorganisasikan informasi dari sekitarnya. Perbedaan gaya kognitif berkaitan dengan cara seseorang merasakan, mengingat, memikirkan, memecahkan masalah, membuat keputusan, yang mencerminkan kebiasaan bagaimana informasi diproses (Woolfolk, 2004).

Gaya kognitif pada orang dewasa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu field-dependent (FD) dan field-independent (FI). Perbedaan keduanya dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya (Woolfolk, 2004; Altun, 2006; Daniels, 1996). Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-dependent cenderung menerima suatu pola informasi secara menyeluruh, tidak memisahkan satu bagian dengan bagian lainnya. Mereka memiliki kesulitan untuk fokus pada satu aspek situasi, mengambil hal-hal rinci yang penting, menganalisis suatu pola ke dalam bagian-bagian yang berbeda. Mereka memiliki kecenderungan bekerja dengan baik dalam kelompok, memiliki daya ingat yang baik untuk informasi sosial, dan lebih menyenangi bidang seperti bahasa dan sejarah. Ilmu-ilmu sosial merupakan bidang yang cocok untuk orang dengan gaya kognitif field-dependent ini.

Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih suka untuk mengamati pemrosesan informasinya sendiri. Mereka dapat menerima secara terpisah-pisah bagian-bagian dari suatu pola, dan dapat menganalisa suatu pola berdasarkan bagian-bagiannya. Mereka tidak terbiasa dengan hubungan sosial sebagaimana orang dengan gaya kognitif field-dependent. Kelompok field-independent ini dapat bekerja dengan baik dalam lingkup matematika dan ilmu pengetahuan alam, di mana kemampuan analisisnya diperlukan.

Berdasarkan karakteristik kedua macam gaya koginitif ini, dapat diperkirakan bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari kelompok ilmu alam dan matematika cenderung terbiasa dengan gaya kognitif field-independent, sedangkan seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari kelompok ilmu sosial cenderung terbiasa dengan gaya kognitif field-dependent. Dengan kecenderungan seperti itu, maka dapat diduga bahwa pola belajar orang dewasa kemungkinan besar akan tergantung dari latar belakang pendidikan formalnya, apakah dari kelompok ilmu MIPA atau dari kelompok ilmu Sosial.

DASAR-DASAR PEMBELAJARANDENGAN MULTI MEDIA

Sejarah dalam dunia pendidikan mencatat bahwa media dan teknologi berpengaruh banyak dalam pendidikan, terutama karena menawarkan banyak kemungkinan untuk terjadinya peningkatan kegiatan belajar. Yang terkini adalah keberadaan komputer dan internet, yang telah banyak mengubah setting pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Media merupakan suatu saluran komunikasi, yang merujuk pada segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya teks, gambar, video, televisi, dan buku. Dengan demikian, tujuan dari keberadaan media adalah memfasilitasi komunikasi antara sumber informasi dan penerima informasi (Heinich, 2002).

Pada tahun 1978 John Bransford mengembangkan suatu kerangka kegiatan belajar yang memasukkan 4 faktor dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar. Keempat faktor ini terjadi dalam beragam situasi kegiatan belajar, termasuk kegiatan belajar yang menggunakan komputer untuk penyampaian materi. Keempat faktor tersebut secara umum adalah materi ajar, karakteristik pembelajar, aktivitas belajar, dan evaluasi.

Faktor pertama adalah karakteristik materi ajar yang dipelajari. Karakteristik materi kegiatan belajar dapat diidentifikasikan melalui banyak unsur, termasuk bagaimana materi tersebut disampaikan (apakah lisan, tulisan, multimedia, dsb), bentuk fisik materi kegiatan belajar (buku, lembaran, presentasi, program komputer, dsb), tingkat kesulitan, dan struktur urutan psikologis materi, dan lain-lain. Bagaimana karakteristik suatu materi ajar disampaikan tentu saja akan berpengaruh pada hasil yang dicapai.

Faktor kedua adalah karakteristik pembelajar, yang antara lain meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap awal yang telah dimiliki. Ketika seorang pembelajar telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai materi ajar yang akan dipelajari, maka ia akan lebih mudah dalam memelajari materi ajar tersebut. Ketika seorang pembelajar mempunyai sikap yang menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi ajar yang akan dipelajari, maka lebih mudah bagi ia untuk menerima materi ajar tersebut. Hasil berbeda akan ditunjukkan oleh seorang pembelajar yang tidak tertarik dengan topik materi ajar yang akan dipelajari.

Faktor ketiga adalah aktivitas kegiatan belajar. Faktor ini meliputi segala aktivitas yang dilakukan pembelajar dalam kegiatan belajar, termasuk di dalamnya adalah memperhatikan, mengulang kembali, dan mengelaborasi. Pengetahuan mengenai gaya belajar seorang pembelajar menjadi penting untuk diketahui agar kegiatan belajar yang dijalankan dapat disesuaikan dengan gaya belajar si pembelajar.

Faktor keempat adalah bentuk evaluasi yang dilakukan, misalnya apakah bentuk tes adalah mengenal, menghafal, memahami, atau pun pemecahan masalah (Najjar, 1995). Bentuk evaluasi yang berbeda akan menyebabkan kegiatan belajar yang berbeda pula, atau dengan kata lain, pembelajar akan menyesuaikan kegiatan belajarnya dengan bentuk evaluasi yang akan diperoleh.

Pembelajaran dengan multimedia juga dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut, sehingga desain pembelajaran yang menggunakan multimedia perlu mempertimbangkan keempat faktor tersebut supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Richard Mayer (dalam Sorden, 2005) secara ringkas mendefinisikan pembelajaran dengan multimedia sebagai sebuah presentasi materi ajar dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar.

Mayer dan Moreno (Mayer dan Moreno, 2002) menyatakan bahwa memberikan kesempatan pada pembelajar untuk belajar dengan mudah melalui representasi verbal dan non-verbal akan membantu pembelajar mencapai tujuan belajar. Proses belajar aktif dapat terjadi jika pembelajar terlibat dalam tiga proses kognitif, yaitu (1) memilih kata-kata yang relevan untuk pemrosesan verbal dan gambar-gambar yang relevan untuk pemrosesan visual, (2) mengorganisasi kata-kata ke dalam model verbal dan gambar-gambar ke dalam model visual, dan (3) memadukan komponen-komponen model verbal dan visual yang bersesuaian.

Untuk meningkatkan proses kognitif memilih, presentasi multimedia tidak boleh mengandung terlalu banyak informasi dalam bentuk teks atau suara yang berlebihan. Untuk meningkatkan proses kognitif organisasi, presentasi multimedia sebaiknya menampilkan tahapan-tahapan verbal dan non-verbal secara sinkron. Sedangkan untuk meningkatkan proses kognitif memadukan, presentasi multimedia sebaiknya menampilkan kata-kata dan gambar-gambar yang efektif untuk kemampuan dan kapasitas short-term memory.

Berdasarkan pada kerangka belajar yang dibuat oleh Bransford yang menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan belajar, perlu sangat dicermati faktor pertama, yaitu tentang karakteristik materi ajar, terutama pada komponen conceptual difficulty. Sejalan dengan konsep yang disajikan oleh Bransford, untuk mendapatkan kegiatan belajar yang optimal. sebaiknya pembelajaran dengan multimedia tetap harus memperhatikan tingkat kesulitan konseptual dari informasi yang disampaikan tersebut. Misalnya, suatu informasi yang sangat sederhana tidak memerlukan media yang terlalu rumit (kombinasi dari beberapa media), sedangkan informasi yang rumit (kompleks) mungkin saja akan terbantu jika disampaikan melalui media yang kompleks juga (misalnya konsep proses terjadinya hujan akan lebih mudah dijelaskan melalui animasi).